Wondering how he is, where he is and what he is doing...
He is so real, I can't believe what I found...
But I can't get close to him...
I can't say hello to him...
He is so far...
Kadang rasa ini timbul kembali, rasa dimanadirinya masih menjadi bagian dari diriku sebelum jauh meninggalkanku, pergi meninggalkanku. Padahal aku tahu sekarang aku bukan siapa-siapa buat dirinya, sosokku sudah dikubur dalam-dalam dari kehidupanna.
Aku ingin ketemu dengan dirinya untuk terakhir kalina, untuk mengatakan selamat tinggal, untuk melihat betapa bahagia dirinya tanpa diriku, biar aku bisa kembali melangkah kedepan, merajut semua mimpi yang sempat tertunda dalam hidupku.
Janji yang dulu pernah diucapkannya seakan menguap tanpa berbekas, bukannya aku menyalahkan dirinya, karena dirinya memang tidak pantas untuk dipersalahkan. Yang harusna aku salahkan adalah keadaan, keadaan yang memaksa aku dan dirinya harus berpisah. Takdir hanya mempersatukan aku dengan dirinya untuk satu waktu tertentu. Dan mungkin dirinya adalah sosok orang yang salah yang ditunjuk olah Allah SWT untuk memberi warna dalam hidupku, sebelum aku menemukan sosok orang yang tepat.
Benar kata orang kalau cinta pertama memang sulit untuk dilupakan, akan selalu terkenang dalam hati. Dan aku juga mengalaminya. Mungkin dirinya sudah tidak lagi mengingat sosokku, namaku saja mungkin sudah dilupakanna. Aku berharap suatu saat nanti aku bisa menganggap dirinya adalah bagian dari masa laluku, yang tidak akan aku kubur, tetapi hanya aku kenang dalam hati. Yang menjadi warna-warna dalam hidupku di masa laluku, bukan di masa depanku.
I hope...
He became my past, not my future...
Finally aku ketemu juga dengan seseorang yang pantas untuk menjadi masa depanku. Seseorang yang mampu membuat hari-hariku menjadi berwarna kembali, seseorang yang mau menerima aku apa adanya, seseorang yang sanggup menjadi sandaran jiwaku dikala rapuh, seseorang yang bersedia menjadi penuntun hidupku sampai ajal menjemput.
I hope...
He is the right man...
Aku ingin ketemu dengan dirinya untuk terakhir kalina, untuk mengatakan selamat tinggal, untuk melihat betapa bahagia dirinya tanpa diriku, biar aku bisa kembali melangkah kedepan, merajut semua mimpi yang sempat tertunda dalam hidupku.
Janji yang dulu pernah diucapkannya seakan menguap tanpa berbekas, bukannya aku menyalahkan dirinya, karena dirinya memang tidak pantas untuk dipersalahkan. Yang harusna aku salahkan adalah keadaan, keadaan yang memaksa aku dan dirinya harus berpisah. Takdir hanya mempersatukan aku dengan dirinya untuk satu waktu tertentu. Dan mungkin dirinya adalah sosok orang yang salah yang ditunjuk olah Allah SWT untuk memberi warna dalam hidupku, sebelum aku menemukan sosok orang yang tepat.
Benar kata orang kalau cinta pertama memang sulit untuk dilupakan, akan selalu terkenang dalam hati. Dan aku juga mengalaminya. Mungkin dirinya sudah tidak lagi mengingat sosokku, namaku saja mungkin sudah dilupakanna. Aku berharap suatu saat nanti aku bisa menganggap dirinya adalah bagian dari masa laluku, yang tidak akan aku kubur, tetapi hanya aku kenang dalam hati. Yang menjadi warna-warna dalam hidupku di masa laluku, bukan di masa depanku.
I hope...
He became my past, not my future...
Finally aku ketemu juga dengan seseorang yang pantas untuk menjadi masa depanku. Seseorang yang mampu membuat hari-hariku menjadi berwarna kembali, seseorang yang mau menerima aku apa adanya, seseorang yang sanggup menjadi sandaran jiwaku dikala rapuh, seseorang yang bersedia menjadi penuntun hidupku sampai ajal menjemput.
I hope...
He is the right man...
Mba.....
BalasHapusSedih banget bacanya,
Aku juga merasakannya
masih sering kangen sama dia tp bukan kangen krn apa-apa, aku hanya ingin bertemu dan melihatnya bahagia