Di 1/4 Abad Usiaku

Ngga nyangka aku dah setua ini. Dah 25 tahun aku hidup di dunia ini, merasakan yg namana senyuman, cacian, makian, pujian. Cacian dan makian aku anggap sebagai motivasi untuk menjadikan aku pribadi yg jauh lebih baik dari waktu ke waktu, sedangkan senyuman dan pujian aku anggap menjadi penyemangat hidupku.

 

Aku dilahirkan dari sosok Ibu yg tangguh dan Bapak yg mempunyai kepribadian keras. Aku bangga menjadi bagian dari keluargaku, Ibuku yg selalu mengajarkanku untuk mandiri dari kecil. Aku ingat Ibuku memberikan aku uang saku bulanan dari aku SMP. Bukan tanpa tujuan apa-apa, Beliau belajar mendidikku untuk mandiri, bisa mengelola keuanganku sendiri dan yg jelas melatih tanggung jawabku. Jangan harap kalo uang sakuku habis aku boleh minta uang seenakna, salah besar. Kalo uang sakuku habis aku ke sekolah minta anter Bapakku, dan masalah makanku si sekolah aku bawa bekal dari rumah. Ibuku cuma ngasih aku uang sekali pas awal bulan saja, Itupun dengan hitungan yg MasyaAllah panjang banged, bisa-bisa halaman folio bolak-balik, mulai dari uang transport, uang jajan, bayar les, beli buku ma keperluanku yg lain dijabarin satu-satu.

Sedangkan Bapakku orangna keras, ada peraturan yg ngga boleh dilanggar dalam keluarga kami, salah satuna adalah kalo aku, kakakku ma adekku ngga boleh pulang lebih dari jam 5 sore, boleh melebihi jam itu asal ada kepentingan yg jelas. Pernah aku melanggarna sekali, dan apa yg aku dapat?? Bapakku dah nunggu di depan rumah dengan muka yg marah. Dan aku dihakimi oleh Bapakku ngga kurang dari 3 jam. Walaupun keras tapi beliau juga sosok yg humoris, yg selalu merindukan anak-anakna yg sekarang ngga ada satupun yg sekota, yg selalu rajin mengingatkan anak-anakna untuk sholat tepat waktu, bayar zakat dll (Maapken anakmu ini Bapak, karena sampai detik ini anakmu masih belum bisa selalu tepat waktu sholatna...)

 when i was i child (mana coba yg aku???)

Dalam 1/4 usiaku ini, alhamdulillah Ya Allah aku diberikan teman-teman, bahkan sahabat yg baik. Pas SMP, aku punya teman yg namana Elyn, masih sodara jauh ma aku dan sampai sekarang masih sering ketemuan kalo aku pulang ke Magelang. SMA aku dikelilingi sama sohib-sohibku yg baik semua, mulai dari Pipit, Syaif, Johan, MU, Ugest, Desi yg sampai sekarang masih intens chatingan, smsan bahkan telp-telpan.

Kuliah di Kota Solo apalagi jauh dari rumah, membuatku merasakan kost untuk pertama kali. Alhamdulillah aku dapat kost-kostan yg lebih dari bagus bukan karena tempatna saja yg bagus cuma orang-orang di dalamna yg baik-baik semua. Ada mb lina, mb nia, mb ragil, mb fury, mb hety, mb pita, mb tika, yunita. Mereka semua dah aku anggap keluargaku sendiri, kami menangis, tersenyum, tertawa, nggosip, lembur tugas, bahkan lembur contekan untuk ujian bareng. I miss u all...... Di kota ini pula aku menemukan teman-teman bahkan cami aku sendiri. Imut, Ervin, Bayu, Inox, Topx, Civo yg sampe sekarang masih sering chantingan untuk sekedar nanya supplyier, nanya cara menghitung, sampe nggosip yg ngga jelas. Yg terakhir aku menemukan teman-teman baru sesama blogger. Nikmat dari Allah SWT yg benar-benar tidak terkira.

Semoga dengan bertambahna usiaku ini aku semakin dewasa dalam menjalani hidupku, hidupku semakin barokah dan yg jelas aku bisa bermanfaat bagi orang banyak, membuat kedua orang tuaku selalu bangga berkata "Itu dia anakku".